Monday, April 28, 2014

Manfaat Buah Sirsak Menyembuhkan Berbagai Jenis Kanker, Sakit Jantung, Asma, Liver (hati) dan Reumatik

Selama ini masyarakat terbuai, Kanker hanya bisa diobati dengan chemotherapy (terapi kemo). Padahal, buah dan daun Sirsak (Graviola) berdasarkan hasil sejumlah penelitian, mampu membunuh sel kanker yang kekuatannya sepuluh ribu kali lipat lebih ampuh dibanding terapi kemo.

Diam-diam pabrik obat terbesar di Amerika melakukan riset buah yang di Brazil disebut “Graviola“, di Inggris “Soursop” dan di Spanyol “Guana Bana” ini. Namun besarnya biaya riset membuat penemuan besar ini sengaja disembunyikan, sambil mencoba melakukan kloning atas buah ini agar penemuannya bisa dipatenkan.

Khasiat buah dan daun sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali system syaraf yang kurang baik.

Adalah Health Science Institute di Amerika yang membuka tabir gelap ini. “Sirsak, pohon ajaib yang banyak tumbuh di hutan Amazon akan mengubah cara berpikir Anda, dokter Anda, bahkan Dunia, mengenai proses penyembuhan kanker dan harapan kesembuhan yang luar biasa,” tulisnya.

Berdasarkan riset buah dan daun sirsak bisa (1) menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo, (2) Melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan, (3) Pasien merasakan lebih kuat, lebih sehat selama proses perawatan / penyembuhan, dan (4) energi meningkat dan penampilan fisik membaik.

Sumber berita sangat mengejutkan ini berasal dari pabrik farmasi terbesar di Amerika. Buah Graviola di-test di lebih dari 20 Laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun berikutnya. Hasil test dari ekstrak (sari) buah ini adalah secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, diantaranya kanker: Usus Besar, Payudara, Prostat, Paru², dan Pankreas.
“Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan Adriamicin dan Terapi Kemo yang biasa di gunakan,” tulis laporan riset itu.

Tidak Membunuh Sel Sehat

Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tidak membunuh sel-sel sehat.

Riset telah dilakukan secara ekstensive pada pohon “ajaib” ini, selama bertahun-tahun tapi kenapa kita tidak tahu apa-apa mengenai hal ini? Jawabnya adalah: begitu mudah kesehatan kita, kehidupan kita, dikendalikan oleh yang memiliki uang dan kekuasaan.

Salah satu perusahaan obat terbesar di Amerika dengan omzet milyaran dollar melakukan riset luar biasa pada pohon Graviola yang tumbuh di hutan Amazon ini.

Ternyata beberapa bagian dari pohon ini: Kulit kayu, akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian di Amerika Selatan untuk menyembuhkan: sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan reumatik.

Dengan bukti-bukti ilmiah yang minim, perusahaan mengucurkan dana dan sumber daya manusia yang sangat besar guna melakukan riset dan aneka test. Hasilnya sangat mencengangkan. Graviola secara ilmiah terbukti sebagai mesin pembunuh sel kanker.

Namun kisah Graviola hampir berakhir di sini. Kenapa? Di bawah undang-undang federal, sumber bahan alami untuk obat tidak bisa dipatenkan. Perusahaan menghadapi masalah besar, berusaha sekuat tenaga dengan biaya sangat besar untuk mengkloning Graviola ini agar bisa dipatenkan sehingga bisa meraup keuntungan besar.

Tapi usaha ini tidak berhasil. Graviola tidak bisa dikloning. Perusahaan gigit jari setelah mengeluarkan dana milyaran dollar untuk riset dan aneka test. Ketika mimpi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar berangsur-angsur memudar, kegiatan riset dan test juga berhenti. Lebih parah lagi, perusahaan menutup proyek ini dan memutuskan untuk tidak mempublikasikan hasil riset ini.

Beruntunglah, ada salah seorang Ilmuwan dari tim riset tidak tega melihat kekejaman ini terjadi. Dengan mengorbankan karirnya, dia menghubungi sebuah perusahaan yang biasa mengumpulkan bahan-bahan alami dari hutan amazon untuk pembuatan obat.

Ketika para pakar riset dari Health Science Institute mendengar berita keajaiban Graviola, mereka mulai melakukan riset. Hasilnya sangat mengejutkan. Graviola terbukti sebagai pohon pembunuh sel kanker yang efektif.

The National Cancer Institute mulai melakukan riset ilmiah yang pertama pada tahun 1976. Hasilnya membuktikan bahwa daun dan batang kayu Graviola mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel jahat kanker. Sayangnya hasil ini hanya untuk keperluan intern dan tidak dipublikasikan.

Sejak 1976, Graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang dilakukan oleh 20 Laboratorium Independence yang berbeda.

Suatu study yang dipublikasikan oleh The Journal of Natural Products meyatakan, studi yang dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan, menyebutkan salah satu unsur kimia yang terkandung di dalam Graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker Usus Besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamicin dan terapi kemo.

Penemuan yang paling mencolok dari study Catholic University ini adalah: Graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak terganggu. Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif: rasa mual dan rambut rontok.

Sebuah study di Purdue University membuktikan, daun Graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker: prostate, pancreas, dan Paru-paru.

Petunjuk Pemakaian

Setelah selama kurang lebih dari 7 tahun tidak ada berita mengenai Graviola, akhirnya berita keajaiban ini pecah juga, melalui informasi dari lembaga-lembaga di atas. Pasokan terbatas ekstrak Graviola yang dibudidayakan dan dipanen oleh orang-orang pribumi Brazil, kini bisa diperoleh di Amerika.

Sirsak mempunyai manfaat yang sangat besar dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit kanker. Untuk pencegahan : Disarankan makan atau minum jus buah sirsak. Untuk penyembuhan: – 10 buah daun sirsak yang sudah tua (warna hijau tua) dicampur ke dalam 3 gelas air dan direbus terus hingga menguap dan air tinggal 1 gelas saja. Air yang tinggal 1 gelas diminumkan ke penderita setiap hari 2 kali.

Setelah minum, efeknya katanya badan terasa panas dan lemes mirip dengan efek kemoterapi. Dalam waktu 2 minggu, hasilnya bisa dicek ke dokter. Daun sirsak ini sifatnya seperti kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi karena daun sirsak hanya membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal dan membiarkan sel sel yang tumbuh normal. Sedangkan kemoterapi masih ada efek membunuh sebagian sel sel yang normal.

Kisah lengkap tentang Graviola, di mana memperolehnya, dan bagaimana cara memanfaatkannya, dapat dijumpai dalam Beyond Chemotherapy : New Cancer Killers, Safe as Mother’s Milk, sebagai free special bonus terbitan Health Science Institute. (dp/dais/Berbagai Sumber)

Setiap penyakit, ada obatnya. Namun kesembuhan adalah ketentuan Allah.. Barengi usaha dengan banyak beribadah.. Sehat dan Berpahala, In Shaa Allah

Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

sumber: Kabar.tv

Saturday, April 26, 2014

Sejarah Teknik Pengobatan Akupuntur / Akupunktur dan Proses Legalisasinya di Indonesia

Akupunktur diperkirakan telah masuk ke wilayah Indonesia sejak hadirnya para imigran dari daratan Cina pada abad ke-18. Pada saat itu akupunktur hanya dipraktekkan secara tertutup di kalangan masyarakat Cina dan praktisinya pun umumnya adalah seorang Shinshe (dokter tradisional Cina). Lalu, baru pada tahun 1962 tim ahli akupunktur / akupuntur didatangkan dari RRC untuk mengobati Presiden Soekarno.

Dengan demikian, keberadaan akupunktur pun mulai terdengar di kalangan umum. Apalagi karena kemudian Presiden Soekarno menyarankan para dokter Indonesia agar mempelajari ilmu tersebut, maka mulai menyebarlah ilmu akupunktur di Indonesia. Lalu beberapa dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mulai menindaklanjutinya hingga pada tanggal 12 Juli 1973 dikeluarkanlah Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 038/BIRHUB/1973 pada tanggal 12 Juli 1973, yang pada waktu itu dijabat oleh Prof. G.A. Swabessy, yang berisi tentang wajib daftar akupunktur. Hal ini disebabkan karena pada tahun 1973 mulai menjamur pendidikan dan pelayanan kesehatan melalui akupunktur / akupuntur.

Pada 6 Desember 1986 di Jakarta, atas saran, bimbingan, dan pengarahan DIRJEN DIKLUSPORA, DEPDIKBUD, DEPKES, DEPDAGRI, mengenai penggabungan organisasi sejenis, maka berdirilah PAKSI (Persatuan Akupunktur Seluruh Indonesia). Lalu, pada tahun 1996, PAKSI resmi menjadi anggota WFAS (World Federation of Accupuncture and Moxibation Society) yang beranggotakan 135 negara yang berpusat di Beijing, Cina. Kemudian pada 21 November 2009, Persatuan Dokter Akupuntur Indonesia (PDAI) disahkan jadi perkumpulan profesi dalam muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Hotel Aryaduta Palembang. Hingga sekarang, para dokter spesialis akupunktur / akupuntur kerap melakukan pertemuan tahunan di Jakarta.

Oleh karena regulasinya yang jelas, masyarakat tidak perlu takut untuk beralih ke pengobatan akupunktur. Terlebih lagi, dewasa ini pengobatan akupunktur sudah banyak terdapat di mana-mana, sesuai dengan KEPMENKES Nomor 1186/PERMENKES/XI/1996, tertanggal 12 November 1996 mengenai pemanfaatan akupunktur / akupuntur di sarana pelayanan kesehatan. Selain itu, Dinas Kesehatan DKI sejak tahun 1974, sudah mengeluarkan anjuran kepada akupunkturis untuk mengikuti ujian pembakuan dan penataran kesehatan, sehingga masyarakat tidak perlu takut ataupun cemas.

Pengertian, Manfaat, dan Asal-Usul Teknik Pengobatan Akupuntur / Akupunktur

Akupunktur adalah teknik pengobatan yang berasal dari Cina. Istilah "akupunktur / akupuntur" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti jarum dan punctura yang berarti menusuk. Kata tersebut kemudian di adaptasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi akupunktur atau tusuk jarum.

Berdasarkan ahli sejarah Tionghoa Sima Qian, mereka telah menemukan bukti bahwa akupunktur sudah dikenal sejak 5.000 tahun yang lampau, yaitu dari buku Huang Ti Nei Cing (the Yellow Emperor's Classic of Internal Medicine), yang menjelaskan bahwa ilmu ini mulai berkembang sejak zaman batu, kira-kira empat sampai lima ribu tahun yang lalu. Mereka menggunakan batu runcing, bambu maupun tulang ikan sebagai penggantinya jarum. Jarum batu waktu itu digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Sebuah kasus yang diungkapkan buku itu adalah penyembuhan abses dengan penusukan jarum batu.

Selain buku Huang TI Nei Cing, masih banyak lagi buku-buku yang menjelaskan ilmu ini, seperti Cia I Cing dan juga Cen Ciu Ta Cen. Tidak hanya buku, bahkan pada masa dinasti Sung, dibuatkanlah sebuah patung perunggu yang berisi titik-titik akupunktur / akupuntur.

Akupunktur sebenarnya tak cuma ilmu, tapi juga seni menusuk jarum guna mengembalikan keseimbangan tubuh. Yang menjadi landasannya adalah falsafah alamiah bahwa dalam setiap kehidupan senantiasa mengalir energi atau Ci (bioenergi). Sirkulasi Ci berjalan menurut irama tertentu melalui saluran hipotetis yang disebut meridian. Pada meridian ini terletak titik akupunktur. Gangguan aliran Ci pada meridian akan menimbulkan penyakit. Terapi akupunktur dapat memberikan rangsangan pada titik akupunktur untuk mengatur kembali aliran energi yang terganggu atau tidak seimbang.

Tujuan pengobatan akupunktur / akupuntur adalah untuk mengembalikan  keseimbangan energi vital serta mengoptimalkan terbentuknya antibodi pada tubuh pasien dengan adanya aliran Ci yang seimbang serta harmoni lalu lintas energi vital sesuai kaidah five element (teori lima unsur) sehingga gangguan kesehatan dapat diatasi.

Menurut dr. Pita Wulansari, seorang akupunkturis di Jakarta, pengobatan akupunktur ini mampu menyembuhkan penyakit-penyakit seperti berbagai keadaan nyeri (misalnya nyeri kepala, nyeri pinggang, nyeri leher dan bahu), berbagai kelainan saraf (misalnya kelumpuhan tangan dan kaki akibat stroke dan kelumpuhan wajah, migraine, dan vertigo), berbagai kelainan fungsional (misalnya asma, diabetes melitus, insomnia, hipertensi, alergi, sinusitis, infertilitas karena gangguan hormonal, dan impotensi), serta di bidang estetika (misalnya penurunan berat badan hingga meningkatkan stamina dan kebugaran tubuh).

Salah satu pasien yang berobat, Yanto, mengatakan bahwa hingga Februari 2010 ini, ia sudah dua tahun berobat ke klinik akupunktur / akupuntur yang ada di Palembang. Ia sering mengalami serangan migren yang tidak kunjung sembuh setelah berobat ke dokter umum.

Wednesday, April 23, 2014

Kelebihan dan Kekurangan Obat Tradisional dan Obat Kimia


Indonesia adalah salah satu laboratorium tanaman obat terbesr di dunia. Sekitar 80% herbal dunia tumbuh di negara ini.Indonesia memiliki sekitar 35 ribu jenis  tumbuhan tingkat tinggi,3.500 diantaranya dilaporkan sebagai tumbuhan obat.Dari jumlah itu ada yang bersifat endemik,tetapi sebagian besar menyebar merata. Dalam memutuskan pengobatan dan obat apa yang akan digunakan, tradisional atau kimia, masing-masing harus memikirkan kebutuhan dan situasi serta kondisi yang sedang dihadapi. Mengapa?

Mari kita bahas bersama..

Salah satu alasannya adalah reaksi dan cara kerja yang berbeda antara kedua herbal tersebut. Berikut ini adalah beberapa fakta dan perbandingan yang harus diingat ketika Anda hendak memutuskan obat jenis apa yang ingin Anda gunakan.

No.Obat TradisionalObat Kimia
1. Harganya terjangkau Harga relatif mahal karena faktor impor.
2. Efek samping relatif kecil bahkan ada yang sama sekali tidak menimbulkan efek samping jika digunakan secara tepat. Efek samping pengobatan lebih sering terjadi.
3. Reaksinya lambat. Reaksinya cepat.
4. Memperbaiki keseluruhan sistem tubuh. Hanya memperbaiki beberapa sistem tubuh.
5. Efektif untuk penyakit kronis yang sulit diatasi dengan obat kimia. Relatif kurang efektif untuk penyakit kronis
6. Terapi sampingan: Diet terhadap makanan tertentu. Terapi sampingan: diet terhadap makanan tertentu dan perlakuan tertentu pada tubuh seperti bedah atau operasi dan manajemen stres.


Bila Anda bertanya, mana yang lebih baik antara obat tradisional dan obat kimia, jawabannya bergantung pada situasi dan kondisi Anda. Karena reaksi obat tradisional yang lambat, pada kasus darurat seperti perdarahan misalnya, obat kimia lebih baik digunakan karena reaksinya yang lebih cepat dalam mengatasi gejala dan meredam rasa sakit.

Hal yang sama berlaku untuk penanganan pasien pada kasus penyakit akut seperti kanker stadium akhir. Karena bersifat darurat, pengobatan konvensional seperti operasi dan bedah lebih efektif karena relatif cepat. Dalam kondisi tersebut, jika pasien menginginkan, obat tradisional dapat tetap diberikan tetapi tidak dapat digunakan secara tunggal melainkan dapat dikombinasikan penggunaannya bersama obat kimia dan obat medis lainnya yang diperlukan.

Pada saat seperti itu, fungsi obat herbal lebih dititikberatkan pada peningkatakan efektifitas pengobatan sekaligus mengurangi efek samping yang ditimbulkan obat kimia. Berbeda halnya pada pasien dengan kondisi yang boleh dikatakan masih aman. Penggunaan obat herbal masih dapat digunakan secara tunggal atau jika diinginkan, dapat juga dikombinasikan dengan obat kimia untuk meningkatkan efektifitas pengobatan tentunya dengan memberi selang waktu pemakaian antara kedua jenis obat tersebut.

Mengapa kecepatan reaksi kedua jenis obat tersebut bisa berbeda? Jawabannya berkaitan dengan mekanisme kerja kedua jenis obat tersebut. Seperti yang telah disinggung dalam tabel di atas, obat kimia bekerja dengan menghilangkan gejala atau penyebab dan meredam rasa sakit. Menurut Dr AH Siregar obat-obatan kimia lebih banyak bertujuan untuk mengobati gejala penyakitnya, tetapi tidak menyembuhkan sumbernya. Intinya, obat kimia hanya mampu memperbaiki beberapa sistem tubuh.

Berbeda halnya dengan obat tradisional yang bekerja langsung pada sumbernya dengan memperbaiki keseluruhan sistem tubuh yakni dengan memperbaiki sel-sel, jaringan, dan organ-organ tubuh yang rusak serta dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk berperang melawan penyakit.
Contohnya, Meniran (Phyllanthus urinaria) yang memiliki efek seperti antibiotik. Ia tidak langsung membunuh kuman, namun mengaktifkan kelenjar di dalam tubuh yang menghasilkan sel-T yang merupakan pembunuh alami kuman.

Perhatikan, dalam contoh tersebut, Meniran tidak bekerja langsung menghentikan serangan kuman tetapi dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kuman. Tak heran, bila dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk merasakan efek obat herbal dibandingkan jika kita menggunakan obat kimia. Meskipun demikian, keunggulan obat tradisional adalah efek sampingnya yang relatif lebih kecil bahkan ada yang tidak memiliki efek samping sama sekali jika digunakan secara tepat.

Alasan utamanya adalah dikarenakan sifat bahan obat tradisional yang alami sehingga dapat dicerna oleh tubuh. Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk menggunakan obat tradisional, ada baiknya Anda mengenal bentuk-bentuk sajian obat tradisional yang ada.

Penggunaan obat tradisional (herbal) umunya disarankan oleh para ahli pijat, ahli akupuntur / akupunktur, ahli bekam, ahli refleksi, atau pengobatan tradisional lainnya.

Pengobatan Konvensional Vs Alami : Mana yang Sebenarnya Pengobatan "Alternatif"?

Tulisan ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar orang akan bergantung pada obat-obatan yang diracik dengan bahan kimia buatan. Padahal, manusia sebagai manusia natural, harusnya, seluruh kebutuhan manusia yang berkaitan dengan pencernaannya akan "aman" jika semua yang kita konsumsi itu adalah benda-benda natural / alami.

Selain berdasarkan pada kenyataan di atas, pada abad ini hampir semua lini kehidupan dijadikan ajang bisnis. Dari sandang, pangan, hingga pendidikan dan kesehatan. Tidak sedikit sekolah-sekolah dan rumah sakit dibangun hanya untuk kepentingan bisnis. Begitu juga guru-guru dan dokternya, tidak semua guru dan dokter ingin mengabdi untuk kepentingan masyarakat. Ada juga guru-guru dan dokter yang targetnya hanya uang semata. Hal ini terbukti dengan adanya dokter yang lebih pro terhadap operasi caesar daripada melahirkan dengan alami. Alasannya, pemasukan akan lebih banyak.

Obat-obatan yang ada di pasaran dan praktek dokter yang ada di puskesmas dan rumah sakit itu sangat membantu bagi masyarakat. Hanya saja, masyarakat mulai menganggap bahwa obat-obatan kimia dan teknik pengobatan konvensional dengan bahan kimia dianggap pengobatan yang utama, sedangkan pengobatan tradisional dan alami dianggap sebagai alternatif. Misal pengobatan thibbun nabawi (pengobatan ala rasulullah) dan teknik pengobatan alami dari cina, dianggap sebagai pengobatan alternatif.

Mindset "salah kaprah" ini sudah umum di masyarakat. Padahal ada istilah, "jadikan makan kita sebagai obat bagi tubuh kita", artinya makanan yang kita makan, sejatinya adalah obat-obatan bagi tubuh kita. Jika kita pelajari tentang buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah, semuanya berfungsi sebagai obat bagi tubuh kita. Akan tetapi kita kadang lebih memilih makanan yang sudah diolah dan diawetkan, padahal kita tidak tahu kandungan dari makanan-makanan tersebut. Sebut saja junk food, makanan dalam kalek, dalam plastik, dll yang proses pengolahannya kita tidak tahu.

Contoh, dalam pengobatan nabawi (thibbun nabawi), ada istilah bekam. Itu adalah teknik pengobatan dengan cara membersihkan darah kotor yang ada pada titik-titik tertentu dalam tubuh kita. Disamping bekam, biasanya harus diikuti dengan mengkonsumsi obat-obatan alami (herbal) yang biasanya berupa ekstrak dari daun, buah, akar, atau tumbuhan obat yang bisa menyembuhkan.

Selain itu ada juga yang disebut akupuntur / akupunktur, dimana model pengobatan ini yaitu dengan menusukkan jarum pada titik-titik tertentu, misal pada telinga, wajah, dan bagian tubuh lainnya sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengobatan akupuntur, seorang pasien tetap dianjurkan untuk mengkonsumsi obat herbal untuk mempercepat kesembuhan dan menambah nutrisi.

Ada juga yang disebut dengan pijat refleksi. Teknik pengobatan ini adalah dengan menekan titik-titik pada kaki atau tangan yang berhubungan dengan keluhan atau penyakit pasien. Sebab, pada tangan dan kaki terdapat syaraf yang berhubungan dengan setiap organ tubuh manusia. Sama juga dengan akupuntur telinga yang disebutkan di atas, bentuk telinga jika diperhatikan identik dengan bentuk janin dalam rahim wanita. Artinya, setiap titik pada telinga mewakili organ tubuh pada manusia.

Jadi, sebenarnya pengobatan utama kita adalah pengobatan alami (buah, sayur, dll - bekam, akupuntur, refleksi, dll) sedangkan pengobatan alternatifnya adalah pengobatan konvensional dengan bahan-bahan kimia.

Sunday, April 20, 2014

Aku Ingin Sembuh

Aku Ingin Sembuh merupakan semangat yang menjadi kunci untuk kesembuhan seseorang dari penyakit yang dideritanya.

Kata-kata di atas tidak akan kita sepakati jika kita belum merasakan dan belum mengalaminya, walau sebenarnya, tanpa sadari kita pasti mengalaminya. Sebab karena alasan "Aku Ingin Sembuh", segala cara kita lakukan dan kita siap mengeluarkan harta berapa saja demi kesembuhan kita.

Semangat Aku Ingin Sembuh kadang hancur ketika seseorang mengalami trauma, sehingga kadang penyakit sederhana tidak kunjung sembuh. Misal, ini kasus nyata, paman saya pernah bertemu dengan seorang ibu-ibu patah tulang karena dia dan suaminya kecelakaan. Suaminya meninggal dan si ibu itu trauma. Sehingga patah tulang yang diderita itu tak pernah ada kemajuan, berobat kesana-kemari tak kunjung sembuh-sembuh. Sudah banyak sekali harta yang dikeluarkan, tapi tetap saja belum bisa sembuh.

Suatu ketika paman saya yang selama ini adalah tukang pijat dan ahli akupunktur, diminta untuk mengobati ibu-ibu tersebut. Paman saya bilang pada keluarganya, "Akupunktur tidak bisa mengobati patah tulang secara langsung, karena memang bukan solusinya. Akan tetapi akupunktur bisa mengobati trauma sehingga ibu ini bisa menyembuhkan sakitnya sendiri. Tentu kadang harus dibarengi dengan obat herbal. Kami lebih mengutamakan obat herbal daripada obat kimia buatan. Percuma kami obati dengan obat kimia buatan, sebab kebanyakan ketika penyakitnya sembuh, bisa jadi akan muncul penyakit baru karena sifat kimia yang dipakai mengendap. Tapi tidak semua obat kimia buatan seperti itu."

Kemudian keluarganya sepakat agar ibu itu diobati dengan akupuntur. Sebelas jarum dipasang pada telinganya, karena paman saya fokus pada akupunktur telinga. Selang dua minggu, paman diminta untuk datang lagi oleh ibu itu untuk melanjutkan pengobatannya. Katanya, pengobatannya berefek, ibu itu sudah berani menggerakkan kakinya, mencoba-coba, dan semangatnya untuk sembuh mulai tampak. Artikel ini ditulis (20/04/2014) setelah tiga hari ibu itu melakukan pengobatan akupuntur. Semoga ibu itu lekas sembuh dengan semangat baru yang telah diperolehnya, amin.

Berawal dari Semangat Aku Ingin Sembuh itulah blog ini akan digelar. Semoga bermanfaat.


NB :
Kami tinggal di Situbondo